Semua yang dilihat, di dengar, di rasa dan di angan angan
Tuesday, March 28, 2006
Selamat jalan kawan
at Tuesday, March 28, 2006
| 0 comments
Semalam aku dapet kabar.... kalo temenku di masa kuliah meninggal dunia....
Inalilahi Waina Ilaihi Rajiun....
Selamat jalan kawan, semoga Allah SWT menerimamu disisi-nya, Amien ya robbal allamien...
Read more...»
posted by :pipiet....
Saturday, March 18, 2006
"Surat Cinta Seorang Guru"
at Saturday, March 18, 2006
| 1 comments
"Surat Cinta Seorang Guru"
---------------------------------------------------------------------
Anak-anakku,
Jika hari-hari ini kebersamaan kita terganggu, bukan karena kami melalaikanmu. Kami tahu seberapa besar harapan dan asa kalian untuk meraih gemilangnya masa depan.
Kami juga tahu seberapa tinggi cita-cita yang kau gantungkan setelah dewasa nanti, seberapa ingin kau menjadi manusia mandiri yang tidak merepotkan orangtua, memberi sebanyak-banyaknya manfaat buat orang lain.
Berguna bagi agama dan bangsa ini. Semua kemuliaan itu, kau pancang tinggi-tinggi bersama kami.
Kami bahagia mengemban tugas mulia ini. Jangan ragu anak- anakku, seperti kata Ki Hadjar Dewantara ing ngarso sung tulodo; ing madya mangun karso; tut wuri handayani kami selalu ada di depanmu untuk memberi contoh, di sampingmu untuk membimbing atau berada di belakangmu untuk memberikan dorongan. Kami selalu siap bersamamu, karena itu sudah menjadi panggilan jiwa dan kewajiban kami.
Kamu saksikan banyak temanmu sebelumnya yang telah menjadi tukang insinyur, dokter, hakim, pengusaha, menteri, bahkan presiden, yang telah berhasil dan sukses karena bimbingan kami. Kalau kami sebutkan demikian bukan karena ingin dipuji, apalagi diberi penghargaan, sesuatu yang memang sulit kami dapatkan, tetapi sebagai hal yang akan kami simpan dalam hati, yang selalu kami banggakan, yang selalu kami syukuri. Betapa kami bahagia melihat kalian sukses. Betapa besar rasa syukur kami ketika jerih payah kami tidak sia-sia.
Guru juga manusia
Akan tetapi, mohon maaf jika kebersamaan kita akhir-akhir ini agak berubah atau mungkin perubahan terasa sangat drastis, jika terlihat lain tidak seperti biasa. Akhirnya kami harus mengakui keterbatasan ini. Kami harus memikirkan kepentingan lain.
Guru juga manusia. Kami harus memperjuangkan hak-hak kami setelah 60 tahun kami membimbing kalian, setelah sekian lama kami mengabdi. Tentu saja kepada negara ini, yang sekarang dipimpin oleh orang- orang yang sebelumnya kami bimbing. Entah mereka mengakuinya atau tidak, yang jelas mereka kurang memerhatikan nasib kami.
Ternyata makin hari hidup kami bukannya makin baik, bukan makin sejahtera, malah makin susah. Ketika taraf hidup negara ini makin tinggi, pendapatan kami tidak berubah. Ketika harga-harga membubung tinggi sampai ke langit, kami masih berpijak di bumi dengan kaki yang menempel di tanah. Penghasilan kami tidak juga bertambah. Apalah artinya kenaikan gaji yang sedikit dibandingkan dengan melambungnya harga-harga?
Akhirnya, lama-lama kalian akan tahu masalah kami. Besok atau lusa kalian akan tahu kegundahan kami, betapa kami di tekan oleh masalah dapur, masalah perut. Masalah bagaimana mempunyai rumah yang layak karena rumah yang tetap adalah impian kami setelah selama ini hanya mampu kos atau mengontrak rumah bersama-sama dengan teman seprofesi.
Masalah bagaimana memiliki kendaraan untuk memudahkan kami bertugas setelah selama ini hanya memakai sepeda, memakai kendaraan umum atau berjalan kaki. Masalah bagaimana mencukupi kebutuhan rumah tangga, yang sebagian kami penuhi dengan cara mencicil, kredit sana- sini, memberi makan anak istri, bagaimana mengobati anak istri yang sakit. Dan segudang masalah yang harus kami penuhi dengan gaji alakadarnya.
Teman-teman kami bahkan banyak yang hidupnya lebih parah dibandingkan kami. Di pelosok desa terpencil, di kampung-kampung yang jauh dari kemajuan teknologi, bahkan banyak yang melaksanakan tugas tanpa perhatian sama sekali.
The show must go on, kami harus terus melaksanakan tugas ini. Karena, bagaimanapun juga keadaan, apa pun yang terjadi, hati kami tidak tega meninggalkan kalian begitu saja. Tidak mungkin kami melalaikan kalian.
Itu tidak mungkin
Membimbing kalian sudah panggilan jiwa. Mengajar kalian adalah kepuasan batin kami. Tapi, dengan berbagai permasalahan yang kami hadapi, kalian saksikan berbagai kepincangan yang semestinya tidak terjadi.
Kami akhirnya mencari cara lain untuk mencukupi kebutuhan dengan menaikkan biaya sekolah, padahal kalian juga banyak yang miskin, tidak mampu. Juga dengan menjual buku-buku pelajaran, menjual LKS, memberi tugas tambahan yang ujung-ujungnya membebani kalian dalam masalah keuangan.
Sebagian dari kami melakukannya dengan usaha sambilan lain, mengajar di beberapa sekolah. Bayangkan bagaimana kami bisa mengajar dengan maksimal kalau tenaga kami sudah habis di jalan. Sebagian dari kami ada yang menjadi tukang ojek, tukang becak atau tukang parkir pada malam hari untuk mencari tambahan sesuap nasi.
Sebagian dari kami datang ke sekolah untuk mengajar sambil berdagang ini-itu. Malu sudah nomor sekian. Kalian boleh tanya ke bank, berapa banyak SK PNS kami yang dijadikan jaminan untuk berutang? Jumlahnya sangat banyak ribuan!
Itu semua karena ketidakmampuan kami untuk memenuhi kebutuhan kami secara tunai. Jangan tanya bagaimana nasib teman-teman kami yang belum diangkat sebagai PNS. Ada teman-teman kami yang sebulan mendapat gaji tidak lebih dari seratus ribuan, lebih rendah dari gaji kuli sekalipun.
Bukan sombong kalau kami merasa lebih baik daripada saudara-saudara kami yang bekerja sebagai buruh pabrik, kuli, atau pegawai serabutan lainnya.
Hal itu jelas dari tingkat pendidikan yang rata-rata sudah sarjana, paling tidak diploma dengan Akta IV atau minimal lulusan SMA. Akan tetapi, rasa-rasanya, kehidupan kami tidak jauh berbeda dengan mereka.
Pikiran kami seperti kaum intelek, tetapi kerja kayak kuli. Sama-sama susah. Hal ini malah lebih memilukan kami.
Hari-hari ini kami dengar katanya pemerintah akan mengeluarkan UU Guru yang akan memberi sedikit pencerahan kepada nasib kami. Melalui UU itu nasib guru akan dilindungi, akan lebih diperhatikan, walau tentu tidak akan seperti teman-teman kami yang berbeda profesi.
Ditegur Wapres
Beberapa hari yang lalu, ketika Wapres bertemu dengan kami dalam peringatan Hari Guru se-Indonesia di Solo, kami ditegur karena membacakan puisi. Kalau dengan berpuisi ditegur, harus dengan apalagi menyampaikan aspirasi kami. Berkaitan dengan bangunan sekolah seperti kandang ayam, kalian tahu sendiri banyak sekolah yang bahkan bangunannya hampir runtuh, banyak sekolah yang beratapkan langit dan beralaskan tanah.
Hari-hari ini terasa panjang dan melelahkan. Itu memang karena penantian kami yang cukup lama dan sekarang menunggu realisasi janji pemerintah berkaitan dengan pengesahan RUU Guru (dan Dosen).
Seperti halnya saudara-saudara kami kaum buruh yang sering berdemo menuntut perbaikan nasib, menuntut kenaikan gaji, teman-teman kami pun banyak yang sudah mulai kehilangan kesabarannya, mulai mengadakan demo dan aksi-aksi lainnya. Semoga itu tidak terjadi dan dengan cepat dicermati oleh pemerintah.
Semoga saja surat ini tidak saja terbaca oleh kalian, murid-muridku, tapi juga terbaca oleh pemerintah. Kalau tidak, tolong sampaikan olehmu.
Kalau dengan surat ini pun kami ditegur, harus dengan cara apalagi kami sampaikan harapan kami. Ini adalah surat cinta di tengah impitan penderitaan kami.
Satu waktu nanti kalian akan jadi pengganti kami, akan jadi dokter, insinyur, ahli hukum, ekonomi, atau pejabat pemerintah, menteri, bahkan presiden sekalipun. Ingat pesan kami, bekerjalah profesional, disiplin, dan jujur. Jangan hancurkan negara ini dengan ketamakan, mementingkan diri sendiri atau partai kalian. Perhatikan rakyat kecil, dengarkan jerit tangis mereka. Juga, jangan lupakan nasib kami: gurumu....
Budiono
Guru Sejarah di SMA Negeri 21 Bandung dan SMA Taman Siswa Bandung
(di copy dari www.angkringan.or.id)
-------------------------------------------------------------------------------------
Selesai baca surat ini aku langsung terdiam.......
Kehilangan kata-kata.......
Gimana kalo di negara ini ga ada guru lagi??
Mau jadi apa negara ini??
Atau mungkin nanti anak seorang guru ga bisa sekolah lagi??
Read more...»
posted by :pipiet....
Saturday, March 04, 2006
Tiba tiba aku kangen Jogja.....
at Saturday, March 04, 2006
| 3 comments
Setelah baca salah satu artikel dan cerita tentang jogja, perasaan kangen langsung muncul dalam hati ku..... kapan ya aku terakhir ke jogja? pertengahn tahun lalu.....
Jogja dimana aku pernah tinggal selama 6 tahun membuat aku betah dan terasa sangat nyaman untuk tinggal disana, semuanya dulu terasa friendly seperti slogannya jogja berhati nyaman. Darimana pun masuk kota jogja lewat kendaran darat maupun udara pasti langsung terasa kalau masuk jogja,lewat jalan darat pasti aka langsung di sambut dengan ring road jogja yang dulu sering aku plesetkan menjadi rong rit, dan lewat udara langsung berasa dengan sambutan supir taksi, bandara yang minim tapi menurut ku tetep nyaman, atau naik kereta dari jakarta akan berasa sampe jogja setelah di stasiun wates pasti akan di sambut oleh serombongan pengamen banci yang yang kalau lagi beraksi selalu dengan goyang dan ecek2nya dan pake acara MC alias musik cangkem (kalo yang hoby naik kereta bisnis senja pasti pernah liat rombongan ini hehehe) menghibur?? terkadang kalo menurut setelah penat perjalanan kereta semaleman mata melek di sambut banci nyanyi pake MC.
Belum lagi angkringannya yang bertebaran di setiap sudut jogja, ga akan kelaparan di jogja biar cuma punya uang cekak, ada angkringan yang semua jualannya murmer alias murah meriah, dan nongkrong sak karepe, kadang hubungan antara penjual dan pembeli di angkringan menjadi hubungan pertemanan yang sangat akrab, penjual dan pembeli bisa diskusi masalah kehidupan dan yang lainnya.
Keliling jogja naik sepeda rasanya asyik banget....... apalagi kalo sore sore pi pit-an bareng rombongan para biker yang pulang dari pabrik atau tempat kerja, mereka semua bersenda gurau akrab dan berjajar rapi.(sampe ada sebutan bahwa orang bagian selatan jogja alias Bantul dan sekitarnya pasti pipinya hitam sebelah, karena kalo berangkat pas tekena matahari terbit dan pulang terkena matahari tenggelam,hehehe yang ini aku belum pernah perhatiin banget)
Masalah gaya di jogja adalah penganut kebebasan menurutku....
aku bisa bebas aja pergi kemanapun dengan sendal jepit butut dan kaos oblong yang nyaman dan celana jeans yang udah kusam, ga akan ada yang ngelirik aneh biarpun di mall yang adem itu, coba di jakarta pasti semua orang akan ngelirik dan satpam mal akan pasang muka seremnya mencurigaiku. Mungkin kebebasan itu yang membuat penghuni jogja lebih kreatif, liat aja banyak orang kreatif muncul dari jogja (tentu aja aku ga masuk dalam golongan ini).
Masalah plesetan dan guyonan??jogja gudangnya..... terkadang emang cuma tulisan kecil untuk tanda peringatan tapi kalo ga kebiasa bakalan mengundang senyum, aku lumayan sering nemuin hal ini, pas lewat sebuah gang sempit ada semen basah yang atas nya ada tulisan "awas semen basah jangan di pindhak" kontan aku tersenyum (mau ketawa malu disangka orang ga waras) atau di salah satu portal ada tulisan "motor boleh lewat sini mobil mbothen pareng" biasa memang menurut orang jogja, tapi menurut aku yang waktu itu termasuk penghuni baru tentu aja mikir kenapa ga semuanya pake bahasa indonesia aja atau sekalian pake bahasa jawa?
sebutan buat jogja pun banyak Jogja kota budaya, jogja kota pelajar, jogja kota gudeg, tapi menurutku tetep..... jogja berhati nyaman.....
Read more...»
posted by :pipiet....
Gara gara Data
at Saturday, March 04, 2006
| 0 comments
Ini kali ke dua aku nulis masalah data, yang pertama judulnya demi sebuah data dan yang satu ini, semenjak aku kerja data nama perusahaan jadi kaya nyawa dalam kerjaanku, semua aku lakukan demi data, gara gara data aku rela untuk bangun subuh2 banget (kalo ga mau disebut masih 3/4 malem) untuk input data, biar ga keduluan yang lain, tapi hari ini kesialan menimpaku, aku telat input data dan hasilnya bangun subuh ku sia2, ga satupun data yang berhasil aku input karena keduluan sama yang lain, males banget dech.....
berarti minggu depan musti lebih subuh lagi inputnya??? oh no, aku pikir ini udah lebih subuh dari biasanya, tapi kenapa masih keduluan juga, kaya nya musti cari jalan lain nich untuk cari peluang input biar ga di duluin sama yang lain, musti pasang strategi baru neh...(kaya mau perang aja dech...) pokoknya minggu depan aku ga mau kalah sama yang lain, dan minggu depan aku HARUS BERHASIL
Read more...»
posted by :pipiet....
Wednesday, March 01, 2006
satu bulan berlalu lagi
at Wednesday, March 01, 2006
| 0 comments
Ga berasa satu bulan udah berlalu lagi.......
Februari yang kata orang bulan penuh kasih sayang dan cinta ternyata cukup berat untuk di lalui.... targetku di kantor nyaris ga nyampe....dan beberapa permasalahan yang semakin bikin pusing di bulan ini, tapi semua ada hikmahnya juga, aku bisa belajar dari semua itu... tentang perjalanan hidup yang harus berbelak belok, harus lebih gigih untuk kerja, ga mudah nyerah,dan satu lagi harus pinter2 bersyukur...
semua yang Allah kasih harus di syukuri dengan ke ikhlasan dan setulus hati, biar hidup terasa lebih nyaman dan ga grasak grusuk...{kenapa aku jadi melo gini ya??? ga terjangkit bulan kasih sayang kan?? hehehehe}
Read more...»
posted by :pipiet....
Aku
Hanya seorang biasa yang pengen banget bisa nulis,
dan baru bisa menulis sederhana tentang apa yang dilihat di dengar di
rasa
dan angan angan yang tidak begitu istimewa.
Sponsored
my banner